Muhammadiyah dan International Network of Engaged Buddhists (INEB) menggelar Interfaith Diapraxis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta pada Rabu (22/11). Acara ini mengangkat tema “Moderasi Agama untuk Peradaban yang Adil dan Damai” dengan dua pembicara yaitu Yuli Mumpuni Widarso dan KV Soon Vidyananda.
Pembicara pertama, Dewan Penasihat Lembaga Hubungan Kerjasama dan Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah Yuli Mumpuni Widarso. Dalam paparannya, ia menyampaikan keprihatinan terkait diskriminasi yang masih berlanjut dan pelanggaran hak beragama. Ia menekankan perlunya Muhammadiyah memenuhi kewajibannya dengan mengarahkan anggotanya dan masyarakat umum tentang tantangan yang dihadapi oleh era digital, di mana informasi yang masif dan ancaman berita palsu menghantui.
Menyoroti bahwa diskriminasi dan pelanggaran melibatkan lebih dari komunitas Muslim, Yuli menekankan pentingnya solidaritas dan kerjasama antara berbagai komunitas agama. Konferensi ini bertujuan menciptakan platform untuk dialog terbuka dan pemecahan masalah.
Istilah “moderasi,” menurut Yuli, mengacu pada menemukan jalan tengah dan berlawanan dengan ekstremisme—masalah yang dihadapi oleh berbagai agama. Sebagai solusi, beliau mengusulkan promosi gagasan bahwa Islam tidak identik dengan ekstremisme. Dengan menekankan konsep “wasathiyah” atau jalan tengah, ia meyakini bahwa komunitas Islam dapat secara efektif mengatasi tantangan yang dihadapi oleh ekstremisme.